Kamis, 12 Juni 2008

Hukum Orang yang Mengakhirkan Shalat Sampai Keluar Waktunya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan.(QS.19:59)

“Yang menyia-nyiakan shalat,” potongan ayat ini terkadang tidak dipahami kecuali bermakna meninggalkan shalat atau enggan mengerjakannya. Ini adalah makna pertama kali yang terbayang dalam benak kita saat membaca atau mendengar ayat ini. Dan tidak diragukan lagi bahwa makna seperti ini adalah benar. Akan tetapi, mungkin tidak terbayang dalam benak kita makna lain, yaitu MENGAKHIRKAN SHALAT SAMPAI KELUAR WAKTUNYA termasuk menyia-nyiakan shalat. Orang yang melakukan seperti ini berarti terkena ancaman dalam ayat tersebut. Bahkan sebagian sahabat dan tabi’in melihat bahwa menafsirkan shalat dalam arti meninggalkannya adalah tidak benar. Dan maksud sebenarnya dari menyia-nyiakan shalat adalah mengakhirkannya sampai keluar waktunya. Adapun meninggalkan shalat dan tidak mengerjakannya termasuk
KEKAFIRAN

Selasa, 10 Juni 2008

Puisi untuk Ahli Surga

Wahai peminang bidadari surga

Jika kamu mau

Inilah mas kawinnya ada di depanmu

Marilah bergegas menuju surga Adn

Tempat tinggal pertamamu

Padanya kemah-kemah istana

Tetapi kita telah tertawan oleh musuh

Apakah mungkin kita kembali

Ke negeri kita dan kita diselamatkan

Puisi Ahli Kubur 4


Sungguh jika manusia mengerti

Kenapa dia diciptakan

Niscaya tidak akan lalai dan tidur

Mereka diciptakan untuk suatu hari

Kalau terlihat oleh mata hati

Mereka akan susah hati

Kematian lalu kuburan lalu kebangkitan

Makian dan kengerian

Orang-orang telah beramal kebaikan

Mereka shalat dan puasa karena ketakutan

Sedangkan kita jika diperintah atau dilarang

Seperti penghuni gua dalam sadar dan tidur

Kafir dan Syiriknya Orang yang Menyepelekan Shalat

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.(QS.9:11)

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,(QS.74:38)

إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ

kecuali golongan kanan,(QS.74:39)

فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءلُونَ

berada di dalam surga, mereka tanya menanya,(QS.74:40)

عَنِ الْمُجْرِمِينَ

tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,(QS.74:41)

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?(QS.74:42)

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ

Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,(QS.74:43)

Diriwayatkan bahwa Jabir ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Yang membedakan antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat’. Artinya sesuatu yang mencegahnya dari kekafiran adalah dia tidak meninggalkan shalat. Jika dia meninggalkan shalat maka tiada penghalang antara dirinya dengan syirik.

Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah Saw bersabda,

“Perjanjian yang membedakan antara kita dan mereka adalah shalat. Maka barang siapa meninggalkan shalat, berarti dia telah kafir”

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Syaqiq, seorang tabiin yang disepakati kebesarannya berkata, “Para sahabat Nabi tidak melihat sesuatu dari amal-amal yang ditinggalkan akan menyebabkan kekafiran selain shalat.

Sabtu, 31 Mei 2008

Keutamaan Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(QS.23:1)

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,(QS.23:2)

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ

dan orang-orang yang memelihara shalatnya.(QS.23:9)

أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,(QS.23:10)

الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

(ya'ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.(QS.23:11)

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata,

“Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling utama?’ Rasul menjawab, “Shalat pada waktunya”

Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban disebutkan, Rasulullah menjawab, “Shalat pada awal waktunya”

Diriwayatkan dari Abu Qatadah bin Rab’I,

Rasulullah Saw bersabda, “Allah berfirman, ‘Sesungguhnya aku telah mewajibkan atas umatmu lima shalat. Aku berjanji bahwa siapa yang menjaga shalat pada waktunya, maka Aku akan memasukkannya ke Surga. Dan siapa yang tidak menjaganya, maka aku tidak menjanjikan kepadanya”

Membersihkan Dosa

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.(QS.11:114)

Dalam menafsirkan ayat ini Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra. Bahwa ada seorang lelaki telah mencium seorang wanita. Kemudian mendatangi Rasulullah dan menceritakan apa yang telah dilakukannya. Maka turunlah ayat ini.

Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah ra, berkata “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Apa pendapatmu jika ada sungai di dekat rumah salah satu dari kalian, lalu dia mandi di dalamnya 5 kali sehari, apakah akan tersisa kotoran dari badannya?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada tersisa kotorannya’. Kemudian Rasulullah berkata, ‘Demikianlah perumpamaan shalat 5 waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa’.”

Shalat pencegah perbuatan dosa

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.29:45)

Syaikhul islam, Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya dalam shalat terdapat pencegahan terhadap apa yang dibenci, yaitu perbuatan mungkar dan keji. Di dalam shalat terdapat pencapaian apa yang dicintai, yaitu dzikir kepada Allah. Memperoleh apa yang dicintai lebih besar daripada mencegah apa yang dibenci. Dzikir kepada Allah adalah ibadah hati. Ibadah hati karena Allah dimaksudkan kepada Dzat Allah. Adapun tercegahnya kejahatan dimaksudkan karena selain dzat Allah dan ia hanya mengikuti”.

Yang Dihisab Pertama di Akhirat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang mendatangi Nabi dan berkata, “Sesungguhnya si Fulan pada malamnya melakukan shalat, tetapi pada pagi harinya dia mencuri” Maka Nabi menjawab, “Sesungguhnya shalat akan mencegahnya dari apa yang kamu katakan”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi bersabda,

“Sesungguhnya awal sesuatu yang diperhitungka dari amal seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka dia beruntung dan akan selamat. Jika shalatnya rusak maka dia merugi. Jika kewajiban fardhunya ada sesuatu yang kurang maka Allah berfirman, “Lihatlah apakah hamba-Ku ini memiliki amalan sunnah”. Maka Amalan sunnah itu menyempurnakan kekurangan amal fardhu. Kemudian semua amalnya menjadi seperti itu”

“Sesungguhnya amal-amal hamba yang paling pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat” Rasulullah Saw bersabda :”Tuhan kami yang Maha Besar dan Maha Mulia berfirman kepada para malaikat-Nya – padahal Dia lebih mengetahui - : “Lihatlah shalat hamba-Ku, ia menyempurnakan atau mengurangi. Jika shalat itu sempurna maka dicatatlah kesempurnaan baginya. Jika ia kurang dalam shalat itu barang sedikit, maka Allah berfirman :”Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai shalat sunnat? “Jika ia mempunyai shalat sunnat maka Allah berfirman: “Sempurnakanlah bagi hamba-Ku akan fardhunya dari sunnatnya” Kemudian amal-amal itu diambil seperti itu ( Hadist Qudsi-Abu Dawud )



Shalat Subuh

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.(QS.3:102)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.(QS.4:1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,(QS.33:70)

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.(QS.33:71)

Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad, sejelek-jelek perkara adalah apa yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan, setiap kesesatan balasannya api neraka.

Sungguh, menjaga shalat subuh dengan berjama’ah adalah sesuatu yang sulit dan berat bagi jiwa seseorang, kecuali mereka yang hatinya telah tersinari pancaran keimanan dan bersiap diri bertemu dengan Tuhannya. Maka, hal itu tidak akan terasa sulit dan berat baginya, bahkan menjadikan kebahagiaan hati dan penyejuk mata.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(QS.2:45)

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(QS.2:46)

Waktu fajar adalah saat para malaikat turun dengan membawa rahmat, berkah, dan ketenangan. Saat dimana Allah memanggil para manusia bermunajat dan berdiri dihadapan-Nya. Apakah di dunia ini ada sesuatu yang lebih agung dari waktu fajar atau sepadan dengannya? Seandainya pembagian anugerah besar bagi orang yang menunaikan shalat subuh pada waktunya diumumkan, apakah akan ada orang yang terlambat atau tertidur?!

Orang-orang yang meninggalkan shalat dan menyepelekannya, padahal mereka mengaku muslim, adakah sesuatu yang menyedihkan. Umat islam yang tidak melakukan shalat subuh berjama’ah, kalau dikalkulasi mencapai 80% sampai 90% adalah sesuatu yang sangat mengagetkan dan disayangkan.

Sebenarnya apa yang membuat mereka malas untuk melakukan shalat subuh yang paling banyak pahala dan keutamaannya? Apa yang menyibukkan mereka, hingga lalai dari shalat subuh? Tak lain dan tak bukan adalah, begadang malam yang tidak ada kebaikan di dalamnya dan tiada manfaat dibelakangnya. Mereka melalui waktunya dengan menonton film, mendengarkan lagu, menyaksikan teater, sinetron, dan wanita – wanita yang menjajakan goyangannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلاَّ كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُون

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.(QS.36:30)

Para sejarawan mengatakan tentang sebab jatuhnya Negara Islam di Andalusia yang berada dalam pemerintahan islam selama 8 abad, “Jika anda melewati rumah-rumah andalus pada tengah malam, di 4 abad pertama, maka anda akan mendengar suara bacaan Al-Qur’an seperti suara lebah di dalam rumah-rumah. Kemudian setelah selesai abad kebaikan dan ketaatan, malam-malam mereka berubah menjadi pesta nyanyian, alat musik dan arak. Suara dentuman gelas arak, musik dan penyanyi menggantikan suara-suara lantunan Al-Qur’an.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعْمَةَ اللّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّواْ قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar ni'mat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya kelembah kebinasaan?,(QS.14:28)

Mereka telah terkena hukum Allah yang tidak akan pernah menyimpang. Maka hilanglah negeri mereka dan runtuhlah peradaban mereka.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS.11:117)

Kalau kita merenungi kondisi kita, maka kita akan menemukan bahwa diri kita mengikuti jejak mereka dan berjalan di belakangnya.

Sabtu, 24 Mei 2008

Roh yang Keluar Dengan Kabar Gembira & Buruk

Para malaikat datang. Apabila orang itu shalih, maka mereka mengatakan, ‘ Keluarlah, wahai jiwa yang baik yang berada pada jasad yang baik. Keluarlah dengan terpuji dan gembiralah dengan kesenangan dan keharuman serta Tuhan yang ridha dan tidak murka. ‘Jiwa tersebut tetap dipanggil demikian hingga keluar. Kemudian roh itu dinaikkan ke langit lalu dibukakan untuknya seraya ditanyakan, ‘Siapakah ini?’ Mereka (para malaikat) menjawab, ‘Fulan bin Fulan’. Maka dikatakan, ‘Selamat datang jiwa yang baik yang berada pada jasad yang baik. Masuklah dengan terpuji dan bergembiralah dengan kesenangan dan keharuman serta Tuhan yang ridha dan tidak murka’. Ia tetap diaktakan demikian hingga sampai di langit yang padanya Allah SWT bersemayam. Jika ia seoarng yang buruk, maka malaikat maut berkata kepadanya, Keluarlah jiwa yang buruk yang berada pada jasad yang buruk. Keluarlah dengan tercela dan rasakanlah neraka Jahim dan Ghassaq serta yang lainnya dalam rupa berpasang-pasangan. ‘Ia tetap dikatakan demikian hingga rohnya keluar. Keudian di naikkan ke langit lalu dibukakan untuknya seraya ditanyakan, ‘Siapakah ini?’ Maka dijawab, ‘Fulan bin Fulan’. Maka dikatakan, ‘Tidak menerima jiwa yang buruk. Kembalilah dengan tercela, karena tidak dibukakan untukmu pintu-pintu langit’. Kemudian roh itu dikirimkan dari langit kemudian sampai ke kubur. (HR. Ibnu Majah dari Abu Bakr bin Abi Syaibah)

Hakikat Taubat

Secara umum, dosa-dosa yang harus ditaubati (ditinggalkan) itu adakalanya kekafiran (kufr) atau selainnya. Taubat orang kafir ialah dia beriman disertai penyesalan atas kekafirannya terdahulu. Sekedar beriman bukan jiwa bertaubat. Sedangkan selain kekafiran maka adakalanya berkaitan dengan hak Allah dan adakalanya hak selain-Nya. Mengenai hak Allah SWT , untuk bertaubat darinya cukup dengan meninggalkan (kesalahannya). Cuma diantara taubat itu, syariat tidak mencukupkannya dengan meninggalkan (kesalahannya) semata, tetapi disamping itu sebagiannya harus di qadha, seperti shalat dan puasa. Ada pula diantaranya, yang harus membayar tebus, seperti melanggar sumpah dan selainnya. Adapun hak-hak Adami maka harus menyampaikan hak-hak tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Jika mereka tidak ditemukan, maka harus menyedekahkan atas nama mereka. Barangsiapa yang tidak menemukan jalan untuk membebaskan apa yang menjadi tanggungannya, karena mengalami kesulitan, maka ampunan Allah bisa diharapkannya dan karunia-Nya bisa didambakannya. Sebab, betapa banyak Allah mengganti keburukan dengan kebaikan. Ia juga harus memperbanyak amal shalih dan memohonkan ampun bagi siapa yang pernah dizhaliminya dari kalangan orang yang beriman, baik laki-laki maupun wanita, sebab hakikatnya pernyataan ini hakikatnya adalah taubat.

Taubat yang Memerlukan Taubat Lagi

Diriwayatkan dari Ali radiyallahu anhu bahwa ia melihat seorang laki-laki telah selesai mengerjakan shalat dan mengatakan,"Ya Allah , sesungguhnya aku beristighfar kepadaMu dan bertaubat kepadaMu dengan segera". Maka Ali pun berkata kepadanya, "Wahai saudara, lisan yang cepat beristighfar adalah taubat orang-orang yang berdusta, dan taubatmu itu memerlukan taubat lagi". Ia bertanya "Wahai Amirul Mukminin apakah taubat itu?" Ali menjawab "Suatu nama yang mencakup 6 hal :
  1. Menyesali dosa-dosa yang telah lalu dan perbuatan menyia-nyiakan kewajiban
  2. Mengembalikan hak-hak yang dizhalimi kepada ahlinya
  3. Membiasakan jiwa untuk melakukan ketaatan sebagaimana kamu membiasakan dalam kemaksiatan
  4. Mencicipkan kepada jiwa kepahitan ketaatan sebagaimana kamu mencicipkan manisnya kemaksiatan
  5. Kamu hiasi dirimu dalam ketaatan kepada Allah sebagaimana kamu menghiasinya dalam kemaksiatan kepada Allah
  6. Dan menangis sebagai ganti segala tawamu

Jumat, 23 Mei 2008

7 Macam Dosa Besar

  1. Menyekutukan Allah
  2. Mengerjakan Sihir
  3. Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang hak
  4. Memakan Riba
  5. Memakan harta anak yatim
  6. Lari dari medan perang
  7. Menuduh berzina wanita-wanita yang terpelihara kehormatannya yang dalam keadaan lalai lagi beriman

4 Syarat Tobat

  • Menyesali dengan hati
  • Meninggalkan maksiat pada saat itu juga
  • Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
  • Lakukanlah tobat karena malu dan takut kepada Allah

Puisi Ahli Kubur 3

Wahai miskinnya orang telah kehilangan masa muda

Dan merubah sebagian kepalanya dengan semir

Ia berharap wajahnya tampak muda dengan semirnya

Padahal klimaks segala sesuatu adalah binasa

Ada dua perkara seandainya dua mata meneteskan darah

Sehingga membinasakan kita

Aku melihat ajal segala musibah

Yaitu kehilangan masa muda dan berpisah dengan orang-orang yang dicintai

Puisi Ahli Kubur 2

Tiga puluh tahun telah kau lalui

Lalu apakah yang kamu harapkan dan nantikan

Uban pemberi peringatan telah menegurmu

Lalu apakah kamu akan berhenti

Malam-malammu berlalu dengan sangat cepat

Sedangkan kamu tetap meneruskannya

Sekiranya kamu berakal, niscaya usia tidak terbuang percuma

Kamu tidak menggantikan kebaikan dengan keburukan

Mengapa kamu—duhai celaka—kalau begitu tidak bersiap-siap

Untuk negeri tempat tinggal dan negeri keabadian

Apakah kamu tidak suka kematian yang datang tiba-tiba

Sedangkan kamu tahu bahwa tidak ada penolong bersamanya

Kematian di setiap saat membuka kain kafan

Dan kita dalam kealpaan terhadap apa bisa menyelamatkan kita

Jangan merasa tentram kepada dunia dan kemegahannya

Meskipun kamu menyandang anugrah-anugrahnya yang baik

Di manakah para kekasih dan tetangga, apakah yang mereka perbuat

Di manakah orang-orang yang dulu bersama kita

Kematian telah memberi minum mereka segelas air yang tidak jernih

Lalu mereka tinggal di bawah tumpukan tanah

Utusan Malaikat Maut

Disebutkan dalam riwayat, bahwa sebagian nabi berkata kepada malaikat maut, “Apakah engkau mempunyai utusan-utusan yang engkau utus mendahului agar manusia waspada terhadapmu?”. Ia menjawab, “Ya, demi Allah, aku mempunyai utusan-utusan yang cukup banyak berupa penyakit, rambut beruban, kesedihan, dan berubahnya pendengaran dan penglihatan. Jika orang yang mendapat peringatan tersebut tidak ingat dan tidak bertaubat, maka ketika aku mencabut nyawanya, aku memanggilnya, “Bukankah aku telah mengirimkan kepadamu utusan demi utusan, pemberi peringatan demi pemberi peringatan?”. Setiap hari malaikat maut berseru, “Wahai orang-orang yang berusia 40 tahun! Inilah saat untuk mengambil perbekalan. Pikiranmu telah matang dan anggota tubuhnya sangat kuat. Wahai orang-orang yang telah berusia 50 tahun! Telah dekat waktu untuk mengambil dan memanen . wahai orang-orang yang telah berusia 60 tahun! Kalian lalai terhadap siksa dan kalian lalai terhadap tanggung jawabmu. Dan tidak ada penolong bagimu".

Kamis, 22 Mei 2008

Hikmah Bertobat di dalam Majelis Dzikir

* Seluruh dosa akan diampuni sehingga hati menjadi suci. Dada terisi dengan hikmah Al-Qur’an dan As-Sunnah

* Masuk ke dalam benteng Allah

* Menjadi keluarga hamba “kelas satu” yang dimuliakan Allah pada hari kiamat di padang mahsyar

* Dibanggakan Allah dihadapan para malaikat-Nya. Allah mengabulkan doa mereka, termasuk orang yang berlumur dosa yang ikut duduk dalam majelis zikir itu.

* Allah menyambut dan membalas hamba-Nya

* Dibanggakan Allah di hadapan malaikat-Nya karena telah menggapai mahabbatullah

* Seluruh malaikat bertasbih kepadanya

Hikmah Berdzikir

* Menjadi hamba Allah yang beruntung

* Kebaikan (pahala) bagi orang-orang yang mengingat Allah

* Allah akan mengingat hamba-Nya yang mengingat Allah

* Mengantarkan hamba pada derajat yang tinggi dan mulia di sisi Allah

* Diselubungi dengan rahmat, ketentraman hati, dan dibanggakan oleh Allah

* Haram baginya atas sengatan api neraka

* Kunci surga

* Menjadikan hamba selalu bersama Allah

* Diingat oleh Allah ketika Allah murka atau marah dam Allah tidak akan menghilangkan rahmat-Nya kepada mereka

* Dzikrullah juga dapat menjadi senjata dahsyat penghancur setan, ketika engkau berjalan menuju Allah azza wa jalla. Zikir juga air penyejuk hatimu ketika mereka dahaga di dalam perjalanan menuju Allah azza wa jalla, sekaligus akan menjadi penyembuh sakitmu ketika engkau telah berusaha mencari obatnya, tapi tidak engkau temukan

* Zikir juga menjadi tali yang menghubungkan hatiu dengan hati yang Maha Gaib.

* Zikir dapat menolak bencana dan menyingkirkan kesusahan sehingga musibah yang seharusnya mereka teriman dari Allah terasa ringan.

Hikmah Bertobat kepada Allah

* Terbukanya pintu ampunan Allah

* Hancurnya hijab hati yang berupa kabut dosa.

* Hati terhindar dari virus hati

* Diperkenankan bagi hamba untuk berzikir kepada Allah

* “Janganlah kalian berzikir kepada-Ku (kecuali setelah bertobat atau berzikir dalam rangka bertobat) karena Aku selalu memerhatikan orang yang berzikir kepada-Ku. Tetapi, perhatian-Ku terhadap orang (yang melakukan kezaliman), yaitu berupa laknat kepada mereka”. (HR. Hakin dan Dailami)