Rabu, 21 Mei 2008

STMJ

Jika hidayah menuju Allah itu bisa dipalingkan, istiqamah bisa berhenti, klimaks hidup tidak diketahui, dan perputaran tidak dinamis, maka janganlah kamu bangga dengan keimananmu, amalmu, shalatmu, puasamu, dan semua ibadahmu. Sebab semua itu, kendatipun merupakan usahamu, adalah ciptaan Tuhanmu, karunia-Nya yang diberikan kepadamu. Ketika kamu membangga-banggakan hal itu, maka kamu seprti orang yang membanggakan harta orang lain. Mungkin saja Allah mencabut darimu sehingga hatimu kosong dari kebajikan. Demikian pula hamba pada sore hari hatinya patuh kepada Allah, bercahaya dan sehat, lalu pada pagi harinya hatinya bermaksiat kepada-Nya, zhalim, dan tidak sehat.

Tidak ada komentar: